Selasa, 16 Desember 2014

Sedikit tentangmu Tanah kelahiranku

Dear Tanah kelahiranku,

Blok.Lemah duwur, desa karangsari, kecamatan Weru - Kabupaten Cirebon. yang dulu aku cintai, banggakan dan hormati,
kenapa dulu?? bagaimana sekarang ??

aku lahir di tanah merah ini.. tanahnya subur, saat itu banyak halaman luas yang bisa digunakan anak-anak untuk bermain lari-larian atau bermain dengan pohon-pohon.
Dengan warga yang amat ramah karena kekeluargaan mereka sangat baik, bahkan satu blok ini masih ada ikatan-ikatan kekeluargaan yang dekat, rumah kami pun terbilang rumah-rumah tua.. entah sejak kapan berdiri, namun terlihat dari beberapa bangunan rumah yang berarsitektur klasik, termasuk rumah yang kutinggali ini, rumah nenekku.

Bagiku tempat ini adalah tempat paling menyenangkan untuk bermain, aku dan teman-temanku bisa melakukan bermacam-macam permainan, bermain bola, engklek, kelereng, main rumah-rumahan dari tanah, main gelatik, petak umpet, gobak sodor, dan masih banyak lagi.
banyak budaya-budaya unik di sini, dari kesenian Tari Serimpi yang selalu ditunggu warga saat lebaran tiba, sedekah bumi yang dilakukan di kuburan, hingga mitos menanam cabe serta sayuran di halaman depan rumah.
tapi taukah kau, sekarang halaman-halaman di sini sudah sempit karena banyak bangunan baru berdiri, melihat anak-anak bermainpun hanyalah masa lalu. anak-anak sekarang lebih menyukai bermain di tempat rental PS, bermain gadget, dan lebih parah lagi mereka mengerti judi serta miras.
.......

kenapa ??
bukankah itu hal yang menyedihkan??

aku salah satu remaja yang sangat beruntung dapat menikmati serunya bermain dengan teman-teman,

kemudian di jenjang SMP aku mulai memberanikan diri mengikuti organisasi sekolah, alhasil teman-temanku bukan hanya di rumah, melainkan di sekolah juga. tentu saja banyak hal baru yang tidak dapat dilakukan di rumah, sangat menyenangkan meskipun melelahkan.

Ya, aku mengikuti organisasi siwa atau OSIS serta organisasi Paskibra di SMP, aku aktif dan kerap kali pulang sore. namun banyak tetangga dan keluarga yang menganggap aneh, kegiatan apa ?? tidak berguna !! sekolah ya sudah hanya belajar, bukan bermain !
itulah kata-kata yang sering muncul saat aku pulang sore sampai aku SMK, pun sampai lanjut Kuliah+kerja aku makin aktif dengan komunitas, hingga akhirnya orangtuakupun bertanya "kamu pulang sore ngapain aja sih? main??"
seandainya aku bisa menujukkan kegiatanku, seandainya mereka memahami bahwasannya organisasi-organisasi sekolah dan sosial adalah organisasi yang mampu menjadi wadah aspirasi, ide, serta menjadi sarana mengembangkan bakat, cita-cita, pembentukan pribadi serta karakter.
sehingga remaja tidak sempat mengenal aliran berandalan, nongkrong tidak jelas, berjudi, mencuri, bahkan kenal dengan narkotika.

sudah tidak aneh melihat banyaknya remaja putri berdandan ini itu, main di jalanan dengan laki-laki tanpa batasan apapun. kemudian akhirnya mereka memalukan diri sendiri, keluarga bahkan sekolahnya.
penyebabnya :
1. Kurangnya kesadaran diri terhadap masa depan
2. Tidak menyibukkan diri dengan kegiatan atau fasilitas sekolah yang diberikan, cenderung pasif.
3. Orangtua tidak dapat mengerti bahwasannya ada wadah-wadah yang baik bagi putra-putrinya melakukan kegiatan di luar jam belajar.
4. Terlalu dimanjanya anak, menyebabkan anak selalu minta ini itu .. dan kerap mengancam ketika tidak diberikan.

di sini, aku sangat berharap .. bagaimana cara memberikan pemahaman terhadap orangtua tentang organisasi-organisasi yang ada di sekolah ataupun di masyarakat.
 

karena yang akan kita peroleh dari keaktifan di organisasi atau komunitas, adalah :
1. Karakter kita akan terbentuk, kita akan mengetahui bakat dan keinginan kita berada di bidang apa
2. kepribadian kita lebih matang, dewasa, karena dalam berorganisasi kita belajar bicara, mengungkapkan pendapat dan bertoleransi pendapat
3. kita mampu mengambil keputusan dengan bijak, karena dalam berorganisasi secara tidak langsung memacu kita terus aktif berfikir.
4. banyak ilmu serta teman-teman baru yang akan kita dapatkan di sekolah dan di rumah, seperti belajar menghormati bendera, belajar melakukan pertolongan pertama kecelakaan, belajar mencintai alam, belajar menjadi pemimpin, belajar saling membantu dan lain sebagianya.
5. dan biasanya orang yang berorganisasi akan memilki jiwa sosial yang tinggi terhadap sesama maupun terhadap alam sekitarnya.

Sekarang aku sudah tidak menemukan teman bermain bersama, mungkin karena kami sama-sama sudah sibuk bekerja, dan sebagian mereka sudah menikah.
maka kuputuskan mencari kegiatan lain yang menurutku cocok dengan karakterku, sambil bekerja dan kuliah.
Penanaman pohon sengon, Desa Sidawangi, Sumber

Penggalangan dana korban bencana longsor Banjarnegara

Benar, aku termasuk anak yang aktif, jiwa sosialku besar. khayalanku dulu aku ingin membantu para korban bencana alam, mengikuti berbagai macam kajian islami, meneruskan qasidah di blokku (sekarang sudah hilang).

aku sedih, saat semalam sepulang dari kegiatan penggalangan dana masih dinilai negatif oleh mereka yang memang kebetulan berada di rumahku mengadakan selamatan nenekku, aku menjelaskan kegiatanku dengan air mata mengalir.. "kenapa bapak-bapak masih belum mengerti??? padahal bapak seorang guru." mengapa sejak sekolah sampai sekarang kalian tidak pernah menilai positif dari kegiatan yang aku ikuti, apa karena anak-anak kalian tidak melakukannya??? iyakah ???

anak-anakmu ?? lihatlah kondisi mereka saat ini ??
lihatlah mereka putus sekolah bukan karena tidak mampu, melainkan karena kurangnya kesadaran orangtua membimbing dan memperhatikan mereka,
lihatlah??? bagaimana birokrasi di sini? hanya keluarga tertentu secara turun temurun memimpin. karena apa ? karena kalian tidak ingin membuka diri kepada remaja-remaja yang aktif.

kalian menutup mata, cenderung mengikuti aturan yang dulu sudah ada.
kalian tidak mau memberi kesempatan kepada kami generasi baru.

Bagaimana ??
bagaimana aku menjelaskan agar kalian mengerti bahwa pendidikan anak-anak di sini sangat minim kesadaran, sudah sangat memprihatinkan.

*eka_Sriyani







2 komentar:

  1. ketika memiliki kesadaran untuk mengembangkan potensi daerah.,kearifan lokal pun jangan diabaikan.,daerah itu jika dilihat dari beberapa segi, menggunakan cara yang digunakan oleh kanjeng sunan gunung jati sepertinya akan lebih tepat ketika mengembangkan ajaran agama islam didaerah ini disaat masih berkutat dengan ajaran hindu dengan kejawennya.,
    pahamilah silsilah daerah, dan cari celah bagaimana mengembangkan lebih baik lagi.,kamu tidak sendirian ka.,
    saya dan teman-teman yang lain juga akan melakukan hal seperti itu, dan sedang menyiapkan sesuatu untuk mengembangkan daerah tanpa meninggalkan kehidupan masing-masing.,step by step

    BalasHapus
  2. Iya akang terima kasih, aku mengerti ajaran hindu dan kejawen yang masih kental di sini, tapi sangat disayangkan ketika anak-anak di sini kurang memilki semngat berpendidikan, bahkan orangtuanya cenderung menuruti keinginan anak tidak ingin sekolah lagi.. alhasil hmm sering ku pergoki mereka minum miras di kebun dekat rumah meski kondisi di siang hari,

    BalasHapus